Monday, 31 March 2008

Bicara Di Depan Publik

Hendrawan Prasetyo

Dalam konsep komunikasi, berbicara di depan publik termasuk dalam jenis saluran komunikasi lisan (oral communication). Komunikasi lisan dalam praktiknya adalah yang paling banyak digunakan, komunikasi lisan mempunyai kelebihan jika dibandingkan dengan komunikasi yang lain. Beberapa kelebihan komunikasi lisan yaitu pertama, kemampuannya untuk memberikan umpan balik (feedback) dengan segera. Kedua, dengan komunikasi lisan membuat audiens menjadi lebih nyaman (convenient) dibanding menggunakan komunkasi tertulis atau

elektronik. Ketiga, lebih sesuai untuk menyampaikan informasi yang kontroversial, karena reaksi audiens dapat dibaca dari simbol – simbol non verbal. Keempat, saluran ini digunakan untuk penyampaian pesan yang sifatnya sederhana dan audiens tidak perlu catatan permanen. Komunikasi lisan mencakup percakapan langsung, telepon, interview, pertemuan kecil, seminar, workshop, program pelatihan, pidato, dan presentasi.
Berbicara di depan publik sebagai jenis komunikasi lisan dianggap oleh sebagian besar orang merupakan sesuatu yang sulit dilakukan.

Apalagi jika kita termasuk dalam kategori orang
– orang yang punya sifat pendiam, pemalu, mudah grogi (nervous) atau kurang percaya diri padahal sebenarnya kita bisa mengungkapkan gagasan atau maksud yang akan kita sampaikan tetapi karena kendala yang muncul dari dalam diri kita, maka ketika kita tampil di depan publik dan mulai berbicara untuk mengungkapkan ide atau gagasan yang sudah kita susun sedemikian rupa tiba – tiba gagasan – gagasan serta ide – ide tersebut lenyap seketika. Hal ini mungkin sering kali
dialami oleh kebanyakan orang. Oleh karena itu pentinglah kiranya bagi kita untuk mengetahui bagaimana cara menyiasati bicara
di hadapan orang banyak.
Tulisan ini secara khusus berguna bagi orang yang punya profesi yang menuntut bicara dan berhadapan dengan orang banyak. Profesi yang menuntut seseorang membicarakan sesuatu di depan audiens seperti guru, dosen, ketua sebuah organisasi tertentu, dan profesi lain yang sejenis maupun secara umum berguna juga bagi semua orang yang hidup di lingkungan masyarakat yang suatu saat dalam keadaan tertentu dituntut untuk bicara di depan umum.
Berbicara di depan publik membutuhkan teknik dan kemampuan tersendiri. Hampir pada
kebanyakan orang akan merasa kesulitan jika harus berbicara di depan orang banyak, berbicara dalam forum tertentu dengan banyak audiens di hadapannya akan memunculkan ermasalahan baru yang kompleks jika kita tidak terbiasa melakukannya.

Analisis Audiens
Hal pertama yang harus diperhatikan untuk bisa berbicara di depan publik dengan baik dan lancar adalah memahami audiens kita. Siapa yang kita ajak bicara dan mendengarkan topik pembicaraan yang kita sampaikan. Untuk itu kita perlu memperhatikan faktor audiens.

Menyusun Profil Audiens
Menyusun profil audiens tergantung apakah audiens itu sudah dikenal dengan baik atau belum. Apabila audiens sudah dikenal dengan baik, maka penyusunan profil audiens menjadi lebih mudah. Lain halnya jika audiens belum kita kenal sama sekali maka penyusunan profil audiens akan menjadi lebih sulit. Berikut ini merupakan petunjuk yang dapat digunakan untuk membantu menganalisis audiens. (Vick and Gilsdroff : 6).
pertama siapa audiensnya, berapa banyak, apa pendidikan mereka ? Kesemuanya ini akanmenjawab siapa audiens kita . Apabila audiens berbeda, maka akan menentukan pesan seperti apa yang akan dikirim. Kedua, informasi apa yang telah mereka miliki. Jangan memberikan informasi di mana informasi tersebut telah diketahui oleh audiens, atau bahkan audiens mempunyai pemahaman yang lebih baik daripada kita. Ketiga, seberapa
banyak informasi yang mereka butuhkan. Dalam praktik ada kecenderungan untuk memberikan informasi yang lebih banyak dan lebih rinci dari yang diperlukan. Keempat, Informasi teknikal apa yang mereka pahami. Pada umumnya audiens sudah mempunyai pemahaman akan istilah teknis tertentu. Jangan berdebat mengenai istilah teknis yang telah mereka ketahui atau biasa gunakan. Tetapi ikutilah istyilah teknis yang mereka gunakan. Gunakan kata – kata yang umum, dan berikan penjelasan terhadap istilah teknis yang digunakan. Kelima, Apa dan bagaimana
sikap mereka terhadap pesan yang disampaikan. Sikap audiens terhadap pesan bermacam – macam. Apabila audiens mempunyai sikap setuju atau netral terhadap pesan, gunakan direct massage, namun apabila pesan bersifat negative gunakan indirect massage. Keenam, Apa hubungan penyampai pesan dengan audiens. Hubungan penyampai pesan atau komunikator dengan audiens dalam suatu perusahaan dapat atasan, rekan sekerja, bawahan, atau kelompok eksternal. Hubungan dalam organisasi yang berbeda akan membutuhkan
pesan yang berbeda. Ketujuh, Tindakan apa yang diharapkan dari audiens setelah menerima pean yang kita sampaikan. Dengan memahami tindakan yang diharapkan akanmembantu memfokuskan dan mengatur atau menyusun pesan untuk mendapatkan tindakan yang diharapkan.
[1]
Kunci Komunikasi yang efektif adalah mengetahui kebutuhan informasi audiens dan selanjutnya berusaha memenuhi kebutuhan tersebut. Setidaknya ada lima tahap yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan audiens akan informasi. Pertama, Temukan apa yang ingin diketahui oleh audiens. Untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi dari audiens, komunikator harus mengetahui apa yang mereka ingin ketahui dan segera penuhi keinginan tersebut. Kedua, Antisipasi pertanyaan yang tidak diungkapkan. Setelah memberikan informasi yang ingin diketahui berikan tambahan informasi yang mungkin sangat membantu meskipun audiens tidak memintanya. Apalagi kalau dari dari keterangan pertama audiens nampak belum jelas atau belum yakin dengan keterangan yang
diterimanya. Ketiga, Berikan semua informasi yang diperlukan. Usahakan untuk dapat memberikan informasi pentingyang diinginkan oleh audiens. Lakukan checking terlebih dahulu sebelum pesan disampaikan kepada audiens. Hal ini untuk menjaga agar apa yang dimnta audiens benar – benar telah sesuai dengan yang kita berikan. Hal ini untuk menjaga agar apa yang diminta audiens benar – benar telah sesuai dengan yang kita berikan. Apabila audiens meminta informasi namun kita belum dapat memberikannya janjikanlah bahwa informasi tersebut akan dibaha pada lain waktu
yang telah ditentukan. Keempat, Yakinkan bahwa informasi tersebut akurat. Informasi yang diberikan kepad audiens adalah informasi yang benar – benar akurat dan dapat dpertanggungjawakan kebenarannya. Apabila secara tidak sengaja memberikan informasi yang salah maka harus sesegera mungkin membetulkannya dengan disertai permohonan maaf atas hal tersebut. Kelima, Tekankan ide – ide yang paling menarik audiens. Temukan hal – hal penting yang menarik audiens, kemudian berikan penekanan khusus pada haltersebut. Jika kelima hal tersebut telah dapat dilakukan
dengan baik berarti komunikator telah memberikan kepuasan kepada audiens akan informasi. Kelima hal tersebut akan sangat membantu kita dalam berbicara di depan publik, bagi kebanyakan orang berbicara di depan publik dianggap sebagai suatu hal yang menakutkan, untuk mengatasinya ada beberapa kiat jitu untuk mengantisipasi ketakutan dan kegamangan kita jika harus bicara di depan publik sehingga tidak akan muncul perasaan grogi, bingung, gugup dan sebagainya yang sangat mempengaruhi penampilan kita di hadapan orang banyak. Langkah – langkah yang dapat kita lakukan yaitu :
Pertama, perbanyaklah referensi. Referensi adalah merupakan syarat pokok untuk dapat mengungkapkan sesuatu secara panjang lebar. Cara mendapatkan referensi adalah dengan membaca. menonton televisi ataupun menyimak informasi di radio. Intinya segala macam informasi yang disuguhkan oleh media massa baik media cetak maupun media elektronik sebaiknya jangan sampai kita lewatkan. Jangan sampai ada istilah kita ketinggalan informasi. Apapun jenis informasi

yang ada sebaiknya kita perlu mengetahuinya. Berita – berita yang up to date yang sedang terjadi dan hangat dibicarakan oleh banyak orang, kondisi kehidupan masyarakat pada umumnya yang sedang terjadi dewasa ini, kondisi ekonomi, sosial, budaya, politik dan sebagainya yang terjadi di negara kita maupun di lingkup internasional yang sedang hangat dibicarakan.
Kedua, cobalah membuat catatan kecil tentang istilah – istilah baru dan pahami dengan cermat. Catatan kecil ini sangat membantu kita untuk memperkuat memori di otak kita agar

tidak lupa dan kita selalu dapat mengingatnya dengan baik.
Ketiga, buatlah pertanyaan bertingkat atas suatu topik pembicaraan yang akan kita lakukan. Misalnya dengan pertanyaan apa Sebagai contoh kita akan bicara tentang revolusi. Hal pertama yang harus kita pahami adalah apa pengertian dari revolusi. Pada awal pembicaraan kita dapat mengemas pengertian revolusi dengan narasi. Misalnya, Revolusi adalah sebuah gerakan sosial yang terjadi secara cepat, terorganisir dan dilakukan oleh sejumlah orang untuk menentang ataupun melawan nilai – nilai fundamental yang berlaku. Karena revolusi merupakan perubahan yang
terjadi secara relatif cepat, maka biasanya revolusi akan menciptakan konflik yang punya kecenderungan menimbulkan chaos atau kondisi kacau balau pada suatu keadaan tertentu. Dari satu kata revolusi kita sudah bisa mengatakannya dengan beberapa kalimat yang cukup panjang. Berikutnya dari jawaban yang muncul pada pertanyaan pertama buatlah pertanyaan lagi dengan kata kenapa. Kenapa sebuah revolusi bisa terjadi ? Dari jawaban yang muncul tuangkan dalam narasi berikutnya. Revolusi yang merupakan gerakan masyarakat yang dilakukan oleh banyak orang tersebut muncul karena adanya ketidakpuasan terhadap suatu tatanan tertentu yang berlangsung dalam suatu wilayah atau lebih luas lagi adalah negara. Ketidakpuasan dalam masyarakat memunculkan tuntutan terhadap perubahan yang dianggap lebih baik. Dari pertanyaan bertingkat yang muncul kita dapat memberikan argumentasi secara lebih luas terhadap apa yang akan kita bicarakan. Untuk memperluasnya lagi metode petanyaan bertingkat akan lebih kompleks dengan rumus 5W1H yaitu : what, why, when, where, who dan how.
Dalam penjabaran di atas telah diterapkan rumus dengan menggunakan pertanyaan what dan why selanjutnya jika topik pembicaraan yang akan kita bicarakan ingin diperluas lagi tambahkan pertanyaan berikutnya yaitu when, kapan sebuah revolusi bisa terjadi ? Dalam bentuk narasi dapat kita kemukakan bahwa terjadinya sebuah revolusi biasanya pada saat timbulnya ketidakpuasan sebagian masyarakat terhadap suatu sistem yang diterapkan dalam suatu negara. Dalam
lingkup makro perbedaan pendapat dan argumen akan sering dan banyak sekali dijumpai di lingkungan masyarakat yang heterogen. Perbedaan tersebut menggiring munculnya gejolak ke arah tuntutan perubahan. Tuntutan perubahan secara global dalam jangka waktu yang relatif cepat akan memunculkan revolusi. Jadi revolusi muncul dalam masyarakat ketika sebuah tatanan sistem dirasa sudah tidak sesuai lagi dengan pandangan hidup yang berkembang di lingkungan mereka. Revolusi tidak hanya mencakup lingkup kehidupan politik semata.
Dalam lingkup industri, ekonomi, sosial, dan kebudayaan pun dimungkinkan munculnya revolusi. Pada dasarnya sebuah gerakan sosial dalam masyarakat menuntut suatu perubahan tertentu atau bahkan menentangnya. Menentang suatu perubahan sama artinya dengan mempertahankan status quo. Dengan demikian hanya dengan sebuah pertanyaan when maka kita dapat menjabarkan permasalahan secara lebih kompleks lagi. Topik pembicaraan menjadi semakin luas ruang lingkupnya. Memetik istilah Frans Magnis Suseno, bahwa kecenderungan
manusia adalah berfikir secara monokausal artinya bahwa kita selalu melihat sesuatu hanya berdasarkan pada satu dimensi tanpa memperhatikan dimensi – dimensi lain yang mempengaruhinya, Padahal pemaknaan sesuatu memerlukan hubungan yang lebih kompleks dari beberapa hal maka alangkah lebih baiknya jika dalam penyampaian suatu topik pembicaraan sebaiknya kita kaitkan dengan dimensi – dimensi yang lain yang juga berpengaruh. Ketika kita membicarakan revolusi setelah beberapa dimensi telah kita jabarkan melalui pertanyaan what, why dan
when, kemudian tidak hanya sampai di situ saja, tambahkan pertanyaan where jika kita ingin menjabarkannya lagi seluas mungkin. Di mana sebuah revolusi bisa terjadi. Revolusi biasanya terjadi di negara – negara yang sedang berkembang. Di negara berkembang kemungkinan perubahan secara fundamental terhadap suatu sistem tertentu dalam banyak aspek akan cenderung terjadi. Ada ketidakpuasan terhadap suatu tatanan dalam sistem pemerintahan misalnya jika kita tinjau dari aspek politik. Selain itu di negara berkembang dalam aspek ekonomi
masyarakat yang masih agraris juga memunculkan perubahan – perubahan fundamental dalam cara pandang masyarakat terhadap pemanfaatan teknologi menuju tatanan masyarakat yang lebih modern, hal itu memunculkan terjadinya revolusi industri. Dan seterusnya. Tambahkan lagi pertanyaan dengan kata who atas topik pembicaraan kita. Kata who mengacu pada subyek atau pelaku.
Jadi siapakah pelaku sebuah revolusi ? Dengan narasi yang lebih kompleks maka pembicaraan kita selanjutnya dapat kita perluas lagi hingga menjadi kalimat yang lebih
melebar dari pembahasan topik yang sedang kita bicarakan. Misalnya, sebuah revolusi muncul biasanya didahului oleh sikap ketidakpuasan masyarakat terhadap suatu sistem tertentu yang berlaku. Pelaku revolusi adalah masyarakat yang terdiri dari sejumlah orang yang cenderung menginginkan suatu perubahan. Jadi yang menjadi subyek atas sebuah revolusi adalah masyarakat atau sekelompok orang yang hidup dalam suatu lingkungan sosial tertentu. Selanjutnya kita perlebar topik pembicaraan kita dengan pertanyaan berikutnya yakni how. Bagaimana
sebuah revolusi bisa terjadi ? Narasi berikutnya adalah sebagai berikut, sebuah revolusi dimulai dengan sebuah gerakan secara spontan yang muncul dalam masyarakat. revolusi biasanya diiringi dengan munculnya konflik, kecenderungan konflik akan muncul mengiringi sebuah revolusi dalam lingkup masyarakat makro. Dalam ilmu politik disebutkan bahwa masyarakat makro adalah sebuah mayarakat yang tingkat heterogenitasnya tinggi dan kompleks. Ada bermacam – macam kepentingan yang berbenturan di dalamnya. Jika sebuah revolusi
muncul dan mewakili kepentingan dari sebagian kelompok yang ada dalam masyarakat makro, maka hal itu akan memunculkan counter action atau aksi tandingan dari sekelompok masyarakat yang lain yang merasa kepentingannya tidak terwakili. Dengan demikian potensi konflik akan semakin rentan untuk muncul.
Dengan demikian dengan rumus 5W1H kita telah dapat menjabarkan suatu topik pembicaraan secara panjang lebar, lingkup permasalahan yang munculpun akan menjadi
semakin kompleks. Dengan lingkup permasalahan yang semakin kompleks tersebut maka akan memancing pertanyaan bagi audiens. Dari beberapa pertanyaan yang muncul dari audiens kita dapat mengembangkan topik pembicaraan dari jawabanatas pertanyaan yang muncul. Di sinilah peran catatan kecil kita mulai nampak. Catatan kecil tentang istilah – istilah baru yang kita dapatkan dari media dapat kita sertakan dalam menjawab pertanyaan yang muncul. Dengan demikian kita tidak akan lagi mengalami kebingungan jika kita kehabisan kata – kata untuk bicara di hadapan audiens/publik.

Teknik Memberikan Jawaban Atas Pertanyaan
Ada beberapa teknik yang dapat kita pergunakan dalam menjawab pertanyaan yang muncul dari audiens. Pertama, pahami dan perhatikan baik – baik pertanyaan yang diajukan oleh audiens, dan tulislah point – point penting atas pertanyaan yang diajukan. Misalnya, jika ada pertanyaan yang muncul dari audiens adalah sebagai berikut : Mengingat bahwa dalam lingkup masyarakat makro memungkinkan munculnya kelompok – kelompok masyarakat dalam jumlah yang relatif banyak, maka jika sebuah revolusi merupakan perubahan yang dilakukan oleh sekelompok orang maka apakah berarti dalam lingkup masyarakat makro revolusi terjadi dalam banyak hal secara bersamaan ?

Cara pertama yang kita lakukan dalam menjawab pertanyaan tersebut adalah dengan menulis point – point penting atas pertanyaan yang diajukan, maka tulislah kata makro kemudian masyarakat lalu jenis – jenis revolusi. Tahap kedua setelah anda tulis point – point penting atas pertanyaan yang diajukan tersebut yaitu cobalah anda lemparkan pertanyaan tersebut ke audiens. Beri kesempatan mereka untuk ikut berpartisipasi memberikan jawaban, sehingga mereka akan merasakan suatu keterlibatan dalam lingkungan kelompok, dalam hal ini adalah audiens. Sementara mereka berfikir untuk memberikan jawaban, gunakanlah kesempatan ini untuk mencoba merangkai kalimat atas point – point penting yang telah ada tulis. Beri kesempatan bagi audiens untuk berfikir selama beberapa menit. Jika kebetulan audiens tetap pasif dan tidak ada seorangpun yang mencoba
menjawab maka giliran anda untuk menjabarkan jawaban yang telah anda susun dimulai dari kata makro. Jabarkan terlebih dahulu kata makro dengan menggunakan teknik pertanyaan bertingkat. Kemudian selanjutnya jelaskan kata revolusi dan jenis –
jenis revolusi. Dari pengertian ketiga point penting tersebut di atas buatlah hubungan antara ketiganya Misalnya dengan jawaban sebagai berikut :
Sebelum menjawab pertanyaan anda, maka hal pertama yang harus kita ketahui terlebih dahulu adalah makna dari kata makro. Makro berarti besar, masyarakat yang besar atau kompleks yang punya kecenderungan memiliki tingkat heterogenitas tinggi. Karena memiliki tingkat heterogenitas yang tinggi maka faktor kepentingan yang muncul dalam masyarakat akan sangat beragam. Keberagaman ini akan menimbulkan situasi berbeda pada banyak segi, berbeda pada banyak aspek yang ada di lingkungan masyarakat. Kondisi ini memungkinkan munculnya beragam tuntutan perubahan dari kelompok – kelompok masyarakat yang mewakili kepentingan masing – masing. Misalnya dalam sebagian kelompok masyarakat pedesaan yang masih menggunakan peralatan sederhana dalam sistem pertanian mereka ada kecenderungan menginginkan perubahan dengan mengganti tenaga kerbau dengan traktor untuk membajak areal persawahan mereka, di satu sisi ada sebagian dari sekelompok masyarakat yang mewakili masyarakat perkotaan menginginkan
perubahan dalam hal transportasi yang semula menggunakan bahan bakar bensin ada kecenderungan tuntutan perubahan dengan menggunakan tenaga surya sebagai alternatif pengganti bensin untuk meminimalkan atau bahkan menghilangkan polusi yang ditimbulkan dari hasil pembakaran bahan bakar bensin. Dan berbagai perubahan tersebut terjadi serentak dalam kurun waktu yang sama, kenyataan tersebut menunjukkan revolusi pada kenyataannya bisa terjadi dalam banyak hal secara bersamaan.
Dengan metode pertanyaan bertingkat maka kita dapat menjawab pertanyaan audiens dengan memuaskan.
Selain menggunakan ketiga metode di atas, keberhasilan untuk dapat berbicara di depan publik juga ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya cara berpakaian, pandangan mata, ekspresi wajah, sikap tubuh, suara, dan bahasa.

Cara Berpakaian
Cara berpakaian menentukan kredibilitas . Pembicara yang berpakaian baik, rapi, dan bersih akan lebih diterima dibanding pembicara yang berpakaian kurang rapi, kotor, pakaian terlalu sempit atau terlalu longgar. Lebih dari itu cara berpakaian menunjukkan citra diri seseorang. Ada beberapa petunjuk yang dapat digunakan dalam hal cara berpakaian ketika kita berbicara di depan publik, yaitu :
1. Pakaian dipilih yang serasi baik warna maupun bentuk/modelnya. Warna untuk menyampaikan topik pembicaraan dalam situasi yang formal diantaranya dapat dipilih warna hitam, biru, abu – abu, putih, atau coklat. Sedangkan bentuk atau model pakaian adalah model formal.
2. Memperhatikan kelengkapan pakaian, seperti kancing baju, retsliting, ikat pinggang,
3. Sepatu, kaos kaki, dan dasi.
4. Memerikasa kerapian atau kesempurnaan berpakaian seperti kerah baju, kancing baju, retsliting, tali sepatu, warna sepatu, dan penggunaan dasi.
5. Untuk pembicara perempuan, perhatikan penggunaan make up . Make up tidak perlu tebal, namun juga tidak boleh tanpa make up sama sekali karena mempunyai citra kurang professional.
Dalam konteks pembicaraan yang tidak formal, maka penekanan etika berpakaian dengan tetap memperhatikan segi kerapian dan kesopanan.

Pandangan Mata
Untuk menunjukkan etika dan kewibawaan pada saat berbicara pembicara arus memandang kea rah audiens. Pandanganmata menyapu seluruh ruangan dimulai dari arah kiri ke kanan atau dari depan ke belakang. Apabila jumlah audiens tidak terlalu banyak pembicara dapat memandang audiens satu persatu , namun tidak perlu lama dan apabila audiens berjumlah banyak cukup dengan pandangan menyeluruh yang sifatnya umum. Tidak dibenarkan pada saat berbicara dengan pandangan mata melihat ke lantai, kea tap atau ke catatan secara terus menerus. Selain itu dengan memandang ke seluruh audiens dapat mengetahui seluruh ruangan dan sikap audiens. Kemudian statgi menerapkan startegi
berbicara yang sesuai. Apabila audiens ramai, gaduh, berhentilah bicara sejenak. Tujuannya untuk menarik perhatian audiens dan untuk membuat audiens memperhatikan lagi. Apabila pembicaraan diarahkan ke audiens tertentu, misalnya pada saat menjawab pertanyaan seorang audiens, arahkan pandangan ke audiens yang bertanya.

Menyederhanakan Penyampaian Pesan
Untuk meyederhanakan pesan yang ingin kita sampaikan ke audiens agar mudah diterima oleh mereka maka buatlah analogi untuk
penjelasan yang anda utarakan dengan menggunakan logika yang paling sederhana dihubungkan dengan realita sehari – hari yang sering dijumpai oleh audiens sehingga informasi yang disampaikan dapat langsung diterima oleh audiens tanpa harus berpikir keras. Misalnya jika kita menjelaskan tentang kekuatan yang dihasilkan dari kebhinnekaan dalam masyarakat Indonesia maka analogi yang paling sederhana untuk menjelaskan hal tersebut adalah dengan penjelasan secara matematis, jika A adalah Negara Indonesia dan B adalah masyarakat Indonesia di wilayah
Indonesia bagian Timur sedangkan C adalah masyarakat Indonesia di wilayah Barat. Maka jika masyarakat B mewakili unsur 1, 2, 3 dan masyarakat C mewakili unsur 4, 5 dan 6 maka kekuatan yang dihasilkan dari perpaduan masyarakat di suatu wilayah di Indonesia dapat dianalogikan sebagai A yang terdiri dari unsure 1, 2, 3, 4, 5 dan 6. Tapi jika karena persamaan dalam unsur masyarakat misalnya masyarakat B mewakili unsur 1, 2 ,3 dan masyarakat C mewakili unsur 1, 2, 3 juga maka yang dihasilkan dari perpaduan keduanya adalah A yang terdiri dari unsur 1, 2, dan 3. Dari analogi
ini dapat diambil kesimpulan bahwa berpadunya suatu perbedaan justru akan menghasilkan kekuatan yang lebih besar dibanding jika yang berpadu hanya mewakili unsur – unsur yang sama. Salah satu budaya Jawa adalah bahwa dalam masyarakat Jawa dikenal istilah tepo sliro artinya adalah penghargaan terhadap orang lain dengan mengibaratkan orang lain itu sebagai kita. Atau tumbuhnya perasaan empati yang sangat dijunjung tinggi oleh kebanyakan masyarakat Jawa dalam pergaulan sehari – hari di lingkungan masyarakat. Dalam masyarakat Sumatera kecenderungan masyarakat adalah bersifat terbuka (extrofet). Bicara apa adanya tanpa tedeng aling aling kalau orang Jawa mengistilahkan. Kalau suka bilang suka, tidak sukapun bilang apa adanya. Jika kita ambil analogi secara matematis, maka dapat dideskripsikan sebagai berikut : Jika orang Jawa yang mewakili unsur tepo seliro dan penuh anggah ungguh itu kawin dengan orang Sumatera yang terbuka maka sinergi yang dihasilkan dari hubungan keduanya adalah jauh lebih besar dibandingkan dengan jika orang Jawa kawin dengan sesama orang Jawa karena secara matematis berdasarkan aalogi tersebut keduanya membawa nsur yang berbeda sehingga perbedaan yang timbul akan dapat saling melengkapi kekurangan masing – masing.
Penjelasan dengan metode analogi biasanya akan mudah lebih diterima daripada hanya sekedar menjelaskan secara deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu bentuk wacana ynag berusaha menyajikan suatu obyek atau suatu hal sedemikian rupa sehingga obyek itu seolah – olah berada di depan mata kepala pendengar/pembaca. Seakan – akan audiens melihat sendiri obyek itu. Deskripsi memberi suatu citra mental mengenai sesuatu hal yang dialami, misalnya pemandangan, orang atau sensasi.
[2]



[1] Sri Haryani,Komunikasi Bisnis:91-92
[2]
Gorys Keraf. Eksposisi : 16, 1995

No comments:

 
© Copyright by .  |  Template by Blogspot tutorial