Thursday 23 October 2008

KUHARAP KAU MENGERTI
One Prasetya

Aku seperti bocah yang baru belajar berjalan, melangkah perlahan dengan hati-hati, tersandung dan jatuh. Ada rasa sakit yang tak bisa kugambarkan, karena lidahku terasa kelu sehingga ku tak bisa berkata-kata. Aku cuma bisa merasakannya, rasa sakit seperti yang sering aku dengar. Aku mencoba bangkit, Vi. Merangkak dengan perasaan terluka. Aku seperti terjebak, meronta di kegalauan yang tak berujung pangkal. Dan ketika kau tanya mengapa, aku hanya bisa menelan ludah, mendeskripsikan sesuatu yang belum terjadi. Memvisualisasikan hal yang sebenarnya aku sendiri tidak bisa mendiktekannya untuk menjadi seperti yang aku bayangkan dalam benakku. Aku dalam kegalauan, Vi. Seperti berada di tengah-tengah, berada di antara sesuatu. Mengambang seperti sebatang ranting kering di samudera nan luas. Mengikuti riak gelombang yang aku ciptakan sendiri. Aku diombang-ambingkan oleh gejolak yang bahkan aku sendiri yang memunculkannya. Kuharap kau mengerti, Vi. Seringkali hal itu aku ungkapkan meski tanpa kata-kata. Karena cerminan perasaan bahkan lebih dalam daripada hanya sekedar ribuan kata-kata. Kau membisu, seperti yang seringkali kau lakukan ketika berada didekatku. Dari kebisuanmu terbentuk bayangan samar pengharapan, kepastian yang selama ini kau tunggu dan tak jua menghampiri. Kuharap kau mengerti, Vi. Kumengulanginya bahkan ribuan kali untuk menjelaskan kegalauanku.
Kau masih saja bertanya, membuat garis tegas pada lembaran putih dalam batinku. Mengulanginya dalam hitungan waktu hingga membentuk goresan panjang.

1 comment:

Savana Diandra said...

passssssssssssss........

 
© Copyright by .  |  Template by Blogspot tutorial