Wednesday, 10 December 2008

Making A Line On The Sand

Satu hal yang paling penting dalam memaknai hidup adalah pengendalian diri, mencoba untuk meredam segala sesuatu yang menghentak-hentak di sana. Dalamnya nurani yang tak terdefinisikan, keinginan yang terkadang menjadi irasional. Hidup adalah sebuah perjalanan panjang, jika kita menjalaninya dengan arif. Memaknai banyak hal dari banyak dimensi. Tidak sekedar mengukur dari diri sendiri kemudian merefleksikannya, menjadikan orang lain seperti kita. Pandangan yang terlalu sempit jika hal tersebut masih ada di benak kita. Itulah yang disebut inti hidup bermasyarakat, kita berhadapan dengan kepentingan orang lain, bersinggungan dengan kebebasan yang dimiliki oleh orang lain selain kebebasan yang kita miliki. People born free but he's in chain. Bukankah makna kebebasan adalah absurd? Menjadi anomali ketika keinginan kita menjadi ketidakinginan orang lain. Kontradiksi namanya. Agar menjadi lebih berimbang, seperti filosofi China, Yin and Yang maka untuk mengerti orang lain cobalah melihat dari kacamata keseimbangan. Meredifinisi hal-hal yang absurd menjadi lebih realistis. Memadukan antara kepentingan dengan keinginan. Itu satu tahapan menuju ke arah pengendalian diri. Mengendalikan diri termasuk mengendalikan ego, mengendalikan hawa nafsu, mengendalikan emosi, mengendalikan rasa iri, mengendalikan kemalasan, mengendalikan rasio, dan banyak lagi lainnya. Mengendalikan diri termasuk juga tidak memikirkan keuntungan diri sendiri, tidak membeli sesuatu hanya karena kesenangan dan keinginan semata, tidak mengeluh dan marah - marah tak jelas saat segalanya berjalan buruk, tidak takut salah dan kalah, tidak mengundur - undur segala hal yang harus diselesaikan sekarang, tidak terlambat saat janji, tidak beralasan yang tidak rasional ketika kita melakukan kesalahan, tidak negatif thinking. Tidak dan tidak dalam banyak hal lain yang intinya lebih kepada pemahaman secara negatif. Pengendalian diri mengarahkan kita untuk berperilaku dan bersikap secara positif. Membangun motivasi diri, mungkin tepatnya seperti itu. Bukankah itu yang kita perlukan dalam hidup? Menatap ke depan dengan gagah, menata hidup dengan lebih terarah, maknai setiap hari yang kita lalui sebagai proses belajar kita. Belajar terhadap kesalahan yang pernah kita lakukan, belajar dari kebaikan yang sudah kita lakukan untuk kebaikan berikutnya.

Life's like making a line on the sand, hidup tak ubahnya membuat sebuah alur panjang. Seperti membuat garis di pasir. Akan meninggalkan goresan di tiap langkah. Menggoreskan sesuatu yang bermakna adalah tujuan kita menjalaninya. Di sini pengendalian diri menjadi penting, mengendalikan setiap langkah kita untuk tidak terjerumus ke hal-hal negatif, tidak terjatuh pada emotion abyss. Membangun motivation barrier dalam nurani kita. Dengan demikian impian tidak lagi menjadi sesuatu yang unidentified. Tetapi something to realize. Sesuatu yang bisa diwujudkan dan direncanakan. Ada nilai-nilai spiritual yang terbentuk melalui impian kita, angan-angan kita, kemudian mewujudkannya. Dengan demikian motivasi akan membentuk keyakinan diri. Keyakinan akan memancarkan pemaknaan yang jelas akan arti hidup.


No comments:

 
© Copyright by .  |  Template by Blogspot tutorial